Dulu di saat aku pertama kalinya merasakan hangatnya
cinta dari seorang lelaki dan lelaki itu pun sama sangat mencintai aku. Aku
sungguh bersyukur bisa mendapatkan seorang lelaki yang sangat perhatian
sekaligus baik sekali dengan saya. Aku sungguh bersyukur sekali pada Allah Yang
Maha Esa, tapi sayang kebahagiaan aku tidak lama, dia meninggal dengan cara
yang mengenaskan, dan aku tidak rela Allah memanggil seseorang yang sangat aku
cintai sekali.
Awal Berkenalan
Saat itu, aku masih bersekolah di sebuah sekolah dasar
yang begitu baik di daerahku, dan aku masih duduk di kelas 6 SD. Aku sangat
senang bersekolah di sana, selain aku mempunyai banyak sekali teman, aku juga
mendapat teman baik yaitu Riska, dia amat teramat baik, kita berteman dari
kelas 1 SD sayangnya kita tidak akrab seperti dulu semenjak kita SMP. Tapi aku
sungguh begitu senang bisa berteman dengannya.
Teman bermain saya mengajak untuk berlibur (jalan-jalan),
rencananya kami akan ke Cirahong. Kami akan ke CIrahong pagi-pagi dengan
menggunakan sepeda. Seperti biasa kami berkumpul di rumah Mei teman kami yang
sangat pintar. Setelah semua berkumpul saya, Mei, Ranti, Riska dan bersama
pacar-pacarnya yaitu Gani pacarnya Mei waktu itu, dan Dani pacarnya Ranti. Di
antara kami yang masih jomblo cuman Riska dan aku, haha.. Yang aku pikirkan
saat itu hanya main dan karena tidak ada orang yang pas buatku.
Mei dan Gani berada di depan, Ranti dan Dani berada di
tengah sedangkan saya bersama sahabat dekat saya Riska berada di belakang, sekali-kali
aku menggoda orang yang sedang berpacaran itu haha.. Biasalah aku memang dari
kecil suka sekali jailin orang. Karena aku sering menggoda mereka aku jadi
tidak konsen melihat jalan dan tiba-tiba tanpa aku lihat di depan aku ada
sebuah batu kecil yang membuat ban sepedaku bocor dan aku pun tanpa bisa di
tahan terjatuh tepat di depan sebuah rumah yang lumayan sangat bagus. Karena
saking sakitnya aku sampai mengeluarkan air mata, biasalah namanya juga masih
kecil. Aku sungguh tidak tahu kalau ada orang yang memperhatikanku, dan secara
reflex dia langsung menolongku dan membawa aku ke rumahnya dan mengambil
obat-obatan. Teman-teman juga langsung menghampiriku sambil mengoceh bahwa aku
gak hati-hati dan bla-bla-bla, aku tidak begitu menperhatikannya yang aku
perhatikan sekarang hanyalah orang yang sedang mengobatiku (alamak, cakep
sekali ni orang, hatinya pun begitu baik andai saja aku bisa jadi pacarnya).
“Hei, bengong aja! Gimana
lukanya masih sakit?” kata si cowo
ganteng tersebut.
“Eh, eh iya, ada apa?” aku
reflex menjawab dan aku tersadar dari lamunan tersebut
“Makanya jangan ngelamun
terus, masih sakit gak?” dia menjawab sambil tersenyum. Dan tanpa sadar
teman-temanku pada ngetawain dan ngeledek.
“Oh, udah nggak kok!
Makasih yah!”
“Ok, kembali kasih! Oh iya
nama kamu siapa?”
“Oh aku? (aku kaget banget
ketika dia nanya nama aku) Aku Ayu, kamu?”
“Nama kamu bagus, seperti
orangnya. Aku Candra, salam kenal ya! Kamu sekolah dimana? Dan tinggal dimana?”
Tanpa belum aku menjawab
temanku langsung bilang,”Aduuh, jatuh cinta pada pandangan pertama,
mudah-mudahan kalian bisa jadian kayak aku dan Mei, iya kan Mei?”
“Iya donk yank!!” Mei pun
menjawab.
“Eeh, malah ngawur, wong
kita aja baru kenalan iya gak Dra? Aku sekolah di SD 10 Tasikmalaya. Huum kok
kayaknya aku baru pertama lihat kamu di sini pindahan iya?”
“Iya, aku pindahan dari
Bandung, baru 5 hari aku di sini”
Akhirnya Ranti pun
berbicara setelah dari tadi berdiam diri terus,”Hei kayaknya ada yang asyik
berdua aja ni! Masa tega sih kita gak di kenalin? Hehe”
“Oh, iya sorry lupa
sayang. Candra kenalin ini Riska, Ranti, Mei dan Gani mereka semua adalah teman
sekelas aku yang sangat baik, oh iya kalau kamu butuh sesuatu atau mau tahu
daerah sekitar sini kamu tinggal hubungi aku!”
Tanpa aku sadari temanku Dani ternyata tidak ada, tetapi
ternyata dia muncul dan membawa sepedaku, baru dan bagus.
“Hei, saking asyiknya
kenalan gak sadar aku benerin sepedamu” ujar Dani tiba-tiba
“Hehe, maaf Dani, bukan
gitu aku kan gak liat. Makasih sebelumnya ya Dani, kau memang temanku yang
sangat baik”
“Ok, kalau begitu kami
pamit pulang dulu ya?”
Baru
beberapa kami berjalan, tiba-tiba kami di panggil oleh Candra.
“Hei, Ayu!”
“Iya, ada apa?”
“Boleh minta no hp-nya
tidak ? Jadi nanti kalau aku mau minta tolong aku tinggal hubungi kamu,ok!”
“Tanpa pikir panjang aku
langsung memberikan no hp-ku! Hubungi aku aja ya!”
Mulai Dekat dan Sering SMS-an
Pagi itu aku berangkat sekolah, aku bangun kesiangan
tiba-tiba hp-ku berdering ada pesan masuk SELAMAT PAGI, SELAMAT BERAKTIFITAS
AYU. ‘Waah, no baru siapa ni’, tanpa aku sempat balas SMS-nya aku langsung
cabut, karena Riska sudah menunggu di depan rumah dengan roti yang aku gigit
aku segera berangkat sekolah. Di jalan aku bercerita tentang SMS yang masuk
tadi, tapi kata Riska ‘mungkin itu salah satu temanku yang jail, karena aku
memang orang yang jail jadi mereka membalas jail sama aku’. Aku tak
menghiraukan itu lagi, di sekolah aku tidak konsentrasi dalam pelajaran karena
feelingku mengatakan lain, sampai pulang sekolah aku ingin sekali nyampe ke
rumah ternyata no itu SMS lagi ‘HAI, BINGUNG YA AKU SIAPA? AKU CANDRA’, tanpa
pikir panjang aku langsung reply SMS itu dari situlah saya jadi sering SMS-an.
KETEMUAN
Siang harinya aku sudah ada janji dengan Candra di taman,
kami berencana untuk bermain sepeda bersama. Setelah sampai ternyata dia sudah
ada lebih dulu di tempat.
“Hei sudah lama? Maaf ya
aku telat!” aku bertanya takut dia marah
“Gak kok, aku baru saja
datang, mau main ke mana? Aku gak tau daerah sini?”
“Ok, kita muter-muter saja
ya!”
Setelah kita jalan-jalan
sambil ngobrol akhirnya aku pun dapat sedikit info tentang dia, dan yang aku
herankan kenapa setiap bertemu dia mukanya selalu pucat? Tapi aku tak langsung
tanyakan karena takut menyinggung perasaannya, setelah puas jalan-jalan aku
pamit pulang karena takut di marahi sama mamaku, taulah kalau mama aku orangnya
sangat disiplin harus pulang sebelum sore.
Dia Nembak Aku
Akhirnya kita saling mengenal satu sama lain, aku sudah
hafal sifat dan sikap dia, begitu juga dengan dia sudah sangat mengenal aku
luar dan dalamnya.
Pada suatu hari, saat aku tidak menduga bahwa dia ada
hati terhadapku, dia ngajak aku jalan. Aku mau saja karena aku sedang boring di
rumah, aku mengiyakan ajakan dia. Dan katanya dia akan menjemput aku ke rumah,
setelah aku pamitan dengan orang tua kami pun berangkat. Dalam perjalanan kami
tertawa dan bercanda ria, setelah sampai ke tempat tujuan, kami duduk di sebuah
kursi yang ada di sana. Aku santai saja duduk, sambil lihat orang yang lalu
lalang, sebenarnya aku anggap dia Cuma sebagai saudara karena kalau dia tahu
perasaan aku yang sebenarnya, aku takut dia marah atau gak mau kenal lagi
dengan aku.
Setelah duduk-duduk dan ngobrol bareng aku melihat dia
sangat gelisah, bicaranya pun gugup, akhirnya aku pun bertanya karena takut
terjadi apa-apa dengan dia.
“Can, kamu gak apa-apa?
Kalau gitu kita pulang sekarang ya, aku takut kamu kenapa-kenapa!”
“Nggak kok Tri,
mmmmmmmmmmm….. Aku sebenarnya pengen ngomong sesuatu!”
“Ok, mau ngomong apa?”
“Sebenarnya… Aku suka kamu
semenjak kita ketemu dulu, dan perasaanku semakin kuat saat kita sering jalan.”
“Terus?”
“Ya, aku pengen kamu jadi
pacar aku, apa kamu mau jadi pacar aku?”
“Huuum,, ini mendadak banget
buat aku, aku kaget banget!!”
“Kamu gak usah jawab
sekarang, aku tahu ini memang berat untuk kamu, ya udah lupain aja!
“
“
Semenjak kejadian itu aku bingung harus bagaimana karena
ini adalah yang pertama bagi aku, aku harus bagaimana? Aku bingung, aku jadi
canggung terhadap dia. Keesokan harinya aku pun curhat terhadap Mei, karena dia
sudah berpengalaman dalam soal Cinta, dia menyarankan untuk coba jalani dulu,
apalagi hatiku sangat mendukung itu, akhirnya aku langsung mengambil handphone
saya dan langsung SMS dia yang isinya ‘Can, soal pertanyaan kamu yang kemaren,
sebenarnya ini baru pertama kali aku kayak gini, sebenarnya aku bingung harus
ngomong apa? Tetapi hatiku tidak bisa di bohongi karena aku juga sebenarnya
suka sama kamu, dan aku mau jadi pacar kamu!”
Setelah terkirim hatiku dag-dig-dug gak karuan, apakah
ini yang namanya cinta? Setelah beberapa lama aku melihat handphone tak ada
balesan sedikit pun, aku pikir mungkin aku terlambat, ya sudah mungkin dia dah
gak mau jadi pacar aku lagi, tak apalah mungkin dia bukan jodohku. Itulah yang
selalu ada dalam pikiranku.
Sampai malam tiba tak ada balesan dan aku mulai putus
asa, akhirnya aku pun tertidur sampai memeluk handphone. Setelah bangun aku
lalu melihat handphone ternyata ada balesan, aku pun senang luar biasa, tanpa
piker panjang aku langsung membaca SMS tersebut.
‘Tri, maaf ya baru bales aku kemarin nganter
saudaraku ke rumah sakit dan hp aku tertinggal di rumah, dan makasih juga ya
kamu dah nerima aku, aku sangat senang sekali dan aku samapai membaca
berulang-ulang saking aku tidak percaya.’
Tanpa pikir panjang aku pun langsung reply SMS
tersebut, ‘Ok, sama-sama aku kira kamu marah atau udah gak mau SMS-an sama aku
lagi’
‘Nggak donk sayang,
berarti kita sekarang pacaran donk! Aduh, hari ini sungguh jadi hari yang
paling bahagia dalam hidupku’
Dia Masuk Rumah Sakit
Setelah 10 bulan kami menjalani hubungan dengan hati yang
sangat bahagia akhirnya kami telah lama bersama. Banyak sekali masalah-masalah
yang menghadapi hubungan kami, tetapi kami selalu bisa mengatasinya.
Akhirnya pada suatu hari, dia gak ada kabar sama sekali
selama 2 hari, dan aku pun memberanikan diri untuk berkunjung ke rumahnya, ini
adalah baru pertama kali aku berkunjung ke rumahnya, ini aku paksakan karena
aku sangat khawatir dengan keadaannya.
Aku pun bersama Riska sampai depan rumahnya, dan nyali
aku pun menciut, aku memutuskan untuk kembali pulang, tetapi Riska bilang sama
aku,”kalau kita gak ke rumahnya bagaimana kita akan mengetahui keadaannya”.
Setelah aku lama berfikir tiba-tiba saja ibu Candra memanggil aku, tidak tahu
darimana ibu itu tahu nama aku, aku pun bersalaman dan ibu itumenyuruh aku
masuk. Aku dan riska masuk, setelah kami duduk, aku pun memberanikan diri untuk
bertanya.
“Bu, bolehkah saya bertemu
dengan Candra?”
Belum saja dia menjawab
dia sudah menangis, aku dan Riska saling berpandangan.
“Apa kamu belum tahu kalau
dalam 2 hari ini Candra sedang berada di rumah sakit?”
Aku kaget setengah mati,
dan hatiku bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi dengan Candra?
“Apa Candra gak pernah
cerita kalau selama ini dia mengidap penyakit Kanker Otak?”
“Apa??? Jangan becanda bu,
kenapa dia gak pernah cerita? “
“Mungkin dia gak mau
melihat kamu sedih. Dia anak ibu satu-satunya, ibu gak mau kehilangan dia, kami
sudah mencari dokter ke mana-mana tapi tetap dia gak sembuh-sembuh”
“Sabar ya bu, aku yakin
Candra pasti sembuh!”
“Baiklah, ibu akan ke
rumah sakit, apa kalian mau ikut?”
“Oh, tidak bu, hari sudah
sore kami mau pulang dulu! Sampaikan salam aku buat Candra ya bu!”
“Baiklah akan ibu
sampaikan”
Kami pun berpamitan, dan
langsung pulang, di perjalanan aku tak banyak bicara meskipun Riska
menghiburku. Sampai rumah aku terus memikirkan Candra, makan aku sedikit yang
aku lakukan hanya memikirkan Candra, Candra dan Candra.
Setelah sebulan dia berada di rumah sakit, dia pulang dan
beraktivitas seperti biasa. Tetapi rasanya ada yang aneh dengan dia. Ada apa ?
Kecelakaan
Sudah 1 tahun kami menjalani hubungan ini. Tidak terasa
juga, tetapi ada satu hal yang gak bisa aku terima dalam hidupku. Yaitu dia
akan pindah ke Jakarta untuk berobat di sana, sebenarnya dia tidak tahu kalau
aku sudah mengetahui penyakit tersebut, aku hanya berpura-pura tidak tahu. Dia
bilang akan pindah ke Jakarta karena di sana ada saudaranya yang masuk rumah
sakit, sebenarnya bukan saudaranya tapi dia yang akan masuk rumah sakit.
Seminggu lagi aku dan dia akan pisah maksudnya dia akan pergi jauh, jauh sekali
meninggalkan aku sendiri di sini tanpa ada dia lagi di sisi aku. Tapi tidak
apa-apa ini hanya untuk kebaikan dia, biar dia sembuh.
Tak terasa tinggal besok dia akan pergi, sebelum dia
pergi aku mengajak dia untuk bertemu untuk yang terakhir kalinya. Aku mengajak
dia ke taman di mana tempat aku di tembak oleh dia. Kami hanya saling memandang
tanpa bicara sedikt pun, sebenarnya saya sangat tidak enak hati kalau dia akan
berangkat. Hari pun sudah sore, saya dan dia memutuskan untuk pulang, setelah
sampai di rumahku, aku mengajak dia untuk mampir dan dia pun setuju. Setelah
kami berbincang-bincang tanpa aku sadari hari sudah mau malam, dia pamitan
pulang. Setelah dia pergi, aku segera masuk ke dalam, tetapi aku sedikit
melirik kearah tempat dimana di duduk, huft aku sebenarnya tidak mau dia pindah.
Tiba-tiba ada suara, aku bingung suara darimana, aku mencari asal suara
tersebut, ternyata handphone-nya Candra ketinggalan, aku bingung harus
bagaimana? Aku lihat mamanya memanggil, aku pun menjawab.
“Candra kamu di mana?
Cepat pulang hari sudah mau malam!”
“Maaf bu, ini Ayu, tadi
Candra bersamaku, tetapi tadi handphone-nya ketinggalan!”
“Oh, baiklah besok sebelum
berangkat ibu ambil handphone-nya ke rumah kamu!”
“Baik bu!”
Hp-nya pun mati, huft,, besok adalah hari terakhirku
melihat Candra, andai aku bisa ikut dengannya, tapi tidak mungkin.
Setelah lama hp-nya Candra
berbunyi, pesan dari mamanya, ‘Kata Candra dia akan ke rumah kamu 5 menit lagi’
Saat
itu perasaan aku tidak karuan, hati kecilku aku tidak mau dia ke sini, kenapa?
Ada apa?
Hatiku bertanya-tanya dan
pikiran negative ku pun mulai melintas di pikiran. Setelah 5 menit aku
menunggu, dia tidak muncul juga perasaan ku sangat khawatir, aku mencoba
menelpon ibu Maya beberapa kali katanya sudah berangkat 10 menit yang lalu, aku
berpikir mungkin macet, berbagai alasan untuk menenangkan hatiku, tetapi hatiku
menjadi sangat gelisah, akhirnya aku ketiduran di ruang tamu tanpa ku sadari
hp-ku bergetar mamanya Candra, mudah-mudahan ini menjadi kabar yang baik, tapi
ternyata dugaanku salah, ibu Maya mengatakan, “Ayu, ibu punya kabar buruk, maaf
baru bilang sekarang, Candra kecelakaan tadi malam dan meninggal di saat akan
dibawa ke rumah sakit sekarang sedang dalam perjalanan menuju Bandung.”
Hp mati tanpa banyak
bicara akhirnya aku melamun dan menangis. Aku tak tahu harus bagaimana? Yang
aku lakukan hanya berdoa semoga amal ibadahnya di terima di sisi Allah amien.
Setelah kejadian tersebut aku jadi pendiam tak banyak
keluar rumah, yang aku lakukan hanya diam, melamun dan ntah bagaimana. Setelah
itu aku jadi tidak mau lagi ada pacar main ke rumah, melihat sesuatu yang
berwarna putih, benci warna hitam dan putih, gak mau ikat rambut, takut akan
darah dan segala hal yang berhubungan dengan Candra begitu juga dengan kematian.
Tapi kadang kala dia hadir dalam mimpiku, dia bicara bahwa aku jangan sedih dia
akan selalu ada di sisiku selamanya.
Dan saat itu pula aku menyalahkan diri aku sendiri yang
telah membunuh pacar aku sendiri. Dan sampai saat ini aku masih terus teringat
akan dia yang selalu menemani aku..
Oh, iya hp-nya Candra
masih tersimpan di kardus berisi kenangan aku dan dia, dan disimpan di tempat
dimana hanya aku dan dia yang tau. Sekian
CANDRA SAMPAI KAPAN PUN
SAMPAI AKU MATI KAU AKAN SELALU ADA DI HATIKU MESKIPUN DI DUNIA AKU SUDAH JADI
MILIK ORANG LAIN TAPI DI AKHIRAT AKU AKAN JADI MILIK KAMU SEORANG.
“Jangan simpan kata-kata
cinta pada yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu
terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan
kata-kata itu selagi dia masih hidup”
No comments:
Post a Comment