Di
sebuah pinggir kota
sore hari seorang ibu penjaja pecel sedang mengemasi barang dagangannya yang
sudah habis. Kemudian datang seorang tukang becak dan membantu mengemasi dan
menaikan barang ibu tersebut ke atas becaknya. Kedua orang tua itu adalah
seorang suami istri yang setiap hari bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sesampai
di rumah sang anak laki-laki masih duduk di depan tv, andi namanya. Andi nampak
tenang-tenang saja tidak membantu menurunkan barang-barang dagangan
orangtuanya. Andi memang anak satu-satunya.
Baru
saja duduk dan beristirahat, Andi langsung berbicara “Mak, motorku sudah jelek,
aku mau ganti yang baru, di sekolah malu sama teman-teman, dan juga motornya
sangat boros”
Meskipun mereka kesusahan mereka selalu memperhatikan
anak kesayangannya. “Tunggu sebulan lagi ya nak, nanti bapak dan ibu tak cari
uang tambahan buat beli motormu”
Hari
berganti hari, si bapak bekerja siang dan malam, si ibu bekerja dari pagi
sampai sore. Akhirnya sebulan mereka sudah bisa membelikan motor yang agak baru
dan bagus untuk di pakai Andi anaknya.
Begitu
seterusnya sampai anaknya lulus kuliah dan bekerja di perusahaan terkemuka.
Bapak dan ibu masih saja bekerja. Karena si Andi sudah bekerja, maka uang
simpanan mereka di tabung. Suatu ketika Andi yang sudah lama bekerja memutuskan
untuk berhenti dan membuka usaha baru. Tidak sungkan-sungkan dia meminta
tambahan modal usahanya.
Beberapa
tahun kemudian Andi sudah menjadi orang sukses. Namun dia selalu lupa untuk
menyisihkan sedikit uang kepada orang tuanya. Malah lebih akrab dan sering
membantu teman-temannya atau relasi-relasinya dari pada membahagiakan kedua
orang tuanya.
Sampai
akhirnya satu persatu orang tuanya meninggal. Andi masih sendiri dan tetap
menikmati kekayaannya untuk diri sendiri.
Pada
suatu saat Andi bertemu dengan calon istrinya dan merencanakan pernikahan.
Semua sudah siap, tinggal waktu pemberkatan Andi kebingungan karena kedua orang
tuanya sudah tiada, sedangkan dia tidak tahu harus meminta kepada siapa untuk
mendampingi dia menikah.
Akhirnya
dia pulang ke rumahnya, dia bertanya-tanya kepada tetangga sebelah dan
menanyakan apakah ada mau mendampingi mereka menikah? Tetapi karena tetangga
tahu kelakuan Andi mereka tidak mau, malah tetangganya memberi tahukan bahwa
sebenarnya Andi itu anak angkat.
Tetangga
itu bercerita “dulu ada orang membuang bayi ke selokan pojok kota. Bapak dan Ibu kamu memang sudah lama
tidak dikaruniai anak, ibu kamu yang setiap pagi berangkat berjualan menemukan
kamu, dan akhirnya di rawat. Dulu waktu kecil kamu menderita demam dan sakit
tinggi, namun karena dirawat dengan baik akhirnya kamu sekarang menjadi orang
yang sehat dan cakep seperti sekarang ini”
Terkejutlah
Andi, ternyata dia sudah begitu tidak mempedulikan kedua orang tua angkatnya
yang dari kecil sampai besar sudah membesarkan dan mendidiknya hingga sukses
sekarang ini.
Andi
menyadari dan merenungkan, apalah arti semua kesuksesan dan kekayaan tersebut.
Kalau orang yang mereka sayangi tidak bisa ikut merasakan kebahagiaan seperti
dirinya. Jauh lebih besar adalah bisa memberikan kasih sayang dan cinta kepada
mereka daripada memberikan harta dan kekayaan.
Karena
harta akan sirna ketika kita mati, tapi kasih sayang dan cinta akan tetap ada
di hati selamanya. Dan apa yang bisa kita perbuat ketika orang-orang yang kita
sayangi tetapi kita tidak bisa melakukan balasan apa-apa lagi ?
Kekayaan,
kesejahteraan, kebahagiaan akan abadi apabila kita bisa membalas kebaikan
mereka yang telah mengasihi kita, karena mereka juga berperan serta dalam
proses kesuksesan kehidupan kita ini
No comments:
Post a Comment